Senin, 29 Desember 2008

Sinopsis MARLEY & ME


MARLEY & ME

Pengantin baru John dan Jenny Grogan (Owen Wilson dan Jennifer Aniston) memutuskan untuk meninggalkan Michigan dan pindah ke West Palm Beach, Florida. Mereka berdua bekerja sebagai jurnalis di koran lokal terkenal, mulai menjalani tantangan sebuah pernikahan, karir baru dan keputusan untuk memulai keluarga baru

Belum yakin untuk memiliki anak, mereka mengadopsi seekor anjing. Hadirlah Marley

Bertahun-tahun berlalu, Marley menyaksikan pasang surut kehidupan keluarga Grogans. Jenny dan John lambat laun menyadari bahwa Marley, “anjing terburuk di dunia” itu membawa kebahagiaan diantara mereka


Jenis Film :
Drama/comedy
Produser :
Karen Rosenfelt, Gil Netter
Produksi :
Twentith Century Fox

Cast & Crew

Pemain :
Owen Wilson
Jennifer Aniston
Alan Arkin
Eric Dane
Kathleen Turner
Sutradara :
David Frankel
Penulis :
Scott Frank
Donald Ross

Sabtu, 27 Desember 2008

Sinopsis DO’A YANG MENGANCAM

DO’A YANG MENGANCAM



MADRIM, seorang kuli angkut di pasar induk, merasa dirinya bernasib paling malang di dunia. Ia terlibat ban

yak hutang, ditinggal istri yang cantik, dan diusir dari rumah kontrakan. Ia curhat ke KADIR, teman satu-satunya yang penjaga mushola. Kadir mengatakan semua itu terjadi karena Madri

m tak pernah berdoa, dan menyarankan agar Madrim rajin sholat.

Madrim mengikuti nasihat ini dan rajin sholat di mushola. Tapi nasibnya tak kunjung berubah.

Suatu hari s

eorang maling yang sedang dikejar-kejar penduduk masuk mushola

. Ia menyandera Kadir dan mengancam akan menusuk leher Kadir. Penduduk menyingkir. Si maling kemudian kabur. Peristiwa ini menjadi inspirasi bagi Madrim. Dalam doanya dia bukan hanya memohon tapi juga mengancam Tuhan. Ia memberi tenggat waktu tiga hari. Jika doanya tidak terkabul, ia akan berpaling ke setan.

Madrim pun pergi berkelana. Pada hari ketiga, ia sampai di sebuah padang ilalang, dimana saat itu ia sudah mulai putus asa. Petir menyambarnya, ia jatuh pingsan dan ditolong penduduk desa. Setelah mengalami koma beberapa hari, ia pun sadar. Tiba-tiba, Madrim memiliki kemampuan yang sangat jarang dimiliki orang, ia dapat mengetahui keberadaan seseorang hanya dengan melihat fotonya.

“Kemampuan melihat” ini lalu dimanfaatkan polisi untuk melacak keberadaan para buron. Puluhan buron berhasil ditangkap polisi atas “petunjuk” Madrim.

Hal ini meresahkan TANTRA, seorang “buron kerah putih” yang kaya raya. Ia pun menculik Madrim dan menahan di apartemennya dengan memberinya gaji buta dan pengawalan ketat.

Madrim pun seketika hidup berkecukupan. Ia kemudian membayar semua hutang-hutangnya. Kadir menyarankan agar Madrim mengunjungi ibunya yang sudah begitu lama ia tinggalkan di kampung. Madrim pun mendatangi ibunya dan mengajaknya pindah ke Jakarta, tapi si ibu menolak. Saat si ibu mandi, Madrim menemukan foto ibunya saat masih muda. Sekonyong-konyong Madrim melihat gambaran masa-lalu ibunya. Ia pun sangat terkejut.

Madrim yang syok kembali ke Jakarta. Ia memohon, dan lagi-lagi mengancam Tuhan agar ia dibebaskan dari “kemampuan lebih”-nya yang ternyata justru menyiksa dirinya. Doanya tak mempan. Kadir menduga, jangan-jangan “kemampuan lebih” itu bukan pemberian Tuhan, tapi pemberian setan. Maka Madrim pun “menggugat setan”, minta agar ia dikembalikan jadi manusia biasa. Madrim melakukan dialog ini dalam kondisi mabok, sampai secara tak sengaja ia melakukan sesuatu yang membuatnya tersetrum listrik.

Lagi-lagi Madrim mengalami koma. Setelah siuman, ia bukannya kehilangan kemampuan, tapi kemampuannya justru bertambah. Ia bukan saja bisa melihat gambaran seseorang saat ini, tapi juga gambaran di masa mendatang!

Tantra gembira sekali Madrim memiliki kemampuan baru ini, dan memanfaatkannya habis-habisan untuk bermain saham. Hanya dengan melihat foto seorang penyiar televisi (yang menyiarkan berita perkembangan saham), Madrim bisa melihat apa yang terucap si penyiar sekian hari mendatang. Walhasil, kenaikan atau pun penurunan harga saham bisa diprediksi secara sangat tepat.

Dalam tempo singkat kekayaan Madrim meningkat. Tapi ia tak kunjung bahagia karena ia justru tak mampu melacak keberadaan istrinya sendiri. Ia pun memohon pada Tuhan agar dipertemukan dengan istrinya.

Tantra yang melihat Madrim lesu dan kesepian, berinisiatif memanggilkan seorang pelacur kelas atas ke apartemen Madrim. Pelacur ini pun datang dan ternyata dia adalah Leha, istri Madrim! Leha merasa sangat terpukul dan melarikan diri. Madrim mengejarnya sampai lantai tertinggi apartemen. Madrim merayunya agar Leha mau hidup bersama lagi seperti dulu, tapi Leha memilih jalan lain.

Madrim merasa sangat terpukul dan memutuskan “membuang” semua kekayaannya (menyerahkannya ke Kadir untuk dikelola) dan memilih jadi orang biasa. Tapi muncul kemudian gambaran dirinya di masa depan : Madrim yang sudah miskin masih juga ditodong dan ditusuk penjahat karena tak bisa menyerahkan apa-apa. Madrim panik dan memutuskan untuk pergi ke padang ilalang tempat ia pertama kali mendapat kekuatan.

Di padang ilalang ini ia berteriak memanggil-manggil petir agar datang dan menyambarnya, dan berharap agar dengan tersambar petir kekuatannya akan hilang dan ia bisa kembali menjadi manusia biasa. Tapi sang geledek tak kunjung datang.

Berhari-hari Madrim bergolek di padang ilalang. Sampai nyaris mati lemas.

Kepala Desa lagi-lagi menemukan Madrim dan menolongnya. Kadir (yang datang ke desa ini karena sudah bisa menduga tujuan kepergian Madrim) mengatakan ia dan orang-orang desa berdoa untuk keselamatannya. Madrim merasa iri pada orang-orang yang masih bisa berdoa, karena dirinya sudah takut berdoa. Kadir menyarankan agar Madrim bersikap tawakal.

Apakah Madrim akan mendapatkan kebahagiaan sesungguhnya ?..

Source




Jumat, 26 Desember 2008

Sinopsis REDLINE


REDLINE

Seorang pemuda pencinta otomotif dan ikut dalam kejuaraan bergengsi dipantai Selatan – terperangkap dalam kompetisi perdagangan obat terlarang yang dirancang untuk menyenangkan sekelompok milioner yang haus akan kesenangan


Jenis Film :
Drama/sport
Produser :
Daniel Sadek
Produksi :
Chicago Pictures Production

Cast & Crew

Pemain :
Nathan Phillips
Nadia Bjorlin
Angus Macfadyen
Tim Matheson
Eddie Griffin
Sutradara :
Andy Cheng
Penulis :
Robert Foreman


Sinopsis AUSTRALIA


AUSTRALIA

Australia utara tahun 1939, Lady Sarah Ashley (Nicole Kidman), wanita aristokrat Inggris mewarisi sebuah peternakan di tenggara Darwin, millik mendiang suaminya. Saat para peternak Australia mencoba merebut tanah miliknya, Sarah mencoba melawan mereka, bersama si Penggiring Kuda (Hugh Jackman) menyusuri peternakan bermil-mil di kota yang tak terlupakan, hanya untuk menyaksikan pengeboman Darwin oleh tentara Jepang dimana Pearl Harbor diserang beberapa bulan sebelumnya


Jenis Film :
Drama
Produser :
Baz Luhrmann, Catherine Knapman, G. Mac Brown
Produksi :
Twentieth Century Fox
Durasi :
185 Min

Cast & Crew

Pemain :
Nicole Kidman
Huge Jackman
David Wenham
Bryan Brown
Jack Thompson David Gulpolil
Sutradara :
Baz Luhrmann
Penulis :
Baz Luhrmann
Stuart Beattie
Ronald Harwoo

Sinopsis TALI POCONG PERAWAN


TALI POCONG PERAWAN


NINO, 24 tahun, cowok interovert yang tidak bergaul. Kesehariannya hanya berkutat di kamar nya sambil surfing di internet. Diam diam, Nino sangat mencintai VIRNI, 19 tahun, cantik dan seksi, pacar ALDO, 20 tahun, adik nya Nino. Perasaan cinta ini makin lama tumbuh menjadi keinginan untuk memiliki. Maka Nino pun mencari cara untuk bisa mendapatkan Virni. Nino mendapat cara dari sebuah website di internet yang menjelaskan tentang pelet yang mewajibkan seseorang untuk mengambil tali pocong perawan yang meninggal sebelum empat puluh hari

Nino ahirnya mendapatkan mayat tersebut. Mayat ini bernama Dinda. Nino berhasil mengambil tali pocong milik Dinda yang masih perawan. Merasa tali pocong itu tidak berfungsi, maka Nino membakar tali pocong tersebut. Dan akibatnya Nino kini di teror oleh pocong tersebut, hingga Nino diketemukan tewas

Setelah meninggalnya Nino, ternyata pocong itu menteror Virni dan Aldo. Teror ini menyebabkan hubungan Virni dan Aldo menjadi renggang bahkan putus. Hingga dalam ketakutan teror, justru mereka bertemu kembali dan menyatukan lagi cinta mereka.

Kemudian Aldo mendapatkan petunjuk, bahwa hantu pocong tersebut adalah Dinda. Siapakah Dinda? Bagaimana Aldo dan Virni menghentikanteror pocong tersebut?

Saksikan di bioskop kesayangan kamu mulai 10 April 2008


Jenis Film :
Horror
Produser :
Ody Mulya Hidayat
Produksi :
Maxima Pictures

Cast & Crew

Pemain :
Dewi Perssik
Ramon Y. Tungka
Ibnu Jamil
Sutradara :
Arie Aziz
Penulis :
Aviv Elham

Sinopsis CINLOK


CINLOK


Stasiun tua yang unik dengan deretan kedai-kedai buat para pengunjungnya. Cundra (Tora Sudiro) seorang eksekutif muda dan Nayla (Luna Maya), manajer hotel, bertemu di salah satu kedai. Cundra duluan yang membuka percakapan. Terungkap bahwa Nay sudah punya tunangan bernama Tyo (Tukul Arwana), seorang pengusaha. Begitu pula dengan Cundra. Nama tunangannya Tika (Ria Irawan), seorang disainer yang sedang naik daun. Kenyataannya adalah: mereka berdua berbohong tentang hidup mereka.

Setelah pertemuan itu, mereka berjanji untuk bertemu kembali dan kali ini mereka berdua harus memutar otak agar kebohongan mereka tidak terbongkar. Apakah mereka berhasil menutupi kebohongan mereka? Apakah Nayla dan Chundra akhirnya saling mencintai?

Tunggu jawabannya mulai tanggal 25 September 2008


Jenis Film :
Comedy
Produser :
Dhamoo Punjabi, Manoj Punjabi
Produksi :
Md Pictures
Durasi :
90 Min

Cast & Crew

Pemain :
Tora Sudiro
Luna Maya
Tukul Arwana
Ria Irawan
Yeyen Lidya
Jurike Prastika
Hj Leila Sari
Sutradara :
Guntur Soeharjanto
Penulis :
Titien Wattimena

Sinopsis TRI MAS GETIR


TRI MAS GETIR


Ciang Pek (Tora Sudiro) masih tinggal bersama engkongnya dan ia mewarisi perguruan kungfu/Wushu. Sugeng (Indra Birowo) mempunya istri gemuk Susi yang "bermuka setan tapi barangnya segurih ketan", Ujang (Vincent Club 80's) ayahnya pengusaha rumah makan yang sukses dan mempunyai mimpi menikah dengan Katrina Katrodipuro (Titi Kamal), bintang film terkenal dan cantik. Mereka bertiga bersahabat bekerja sebagai figuran dan sangat mengidolakan Katrina

Sugeng dan Ujang adalah murid perguruan wushu milik engkong Ciang Pek. Pada suatu hari engkong Ciang Pek meninggal dunia. Dimalam pemakamannya, datang seorang gembong mafia bernama Munar Sapawi (Tino Sarunggalo) yang ingin menagih hutang Enkong sebesar 200 juta dan mengancam akan menyita perguruan wushu apabila tidak bisa melunasi hutang tersebut

Karena putus asa, Sugeng mengusulkan sebuah solusi yang konyol dan bodoh... Menculik Katrina! Untuk menjalankan rencananya, Sugeng kembali meminjam uang kepada Munar Sapawi untuk membeli peralatan-peralatan yang dibutuhkan. Namun mereka salah culik. Yang mereka culik adalah Fatima (Cut Mini), bintang Film yang namanya sudah pudar. Nasi sudah jadi bubur Trio ini tetap meminta uang tebusan kepada Star Joni (Robby Tumewu) sang produser, untuk menebus Fatima. Dan ternyata Star Joni menolak karena Fatima sudah tidak laku...

Akankah mas-mas ini bisa menyelesaikan masalah mereka dan segala keruwetan ini?


Jenis Film :
Comedy
Produser :
Gope T. Samtani, Subagyo S.
Produksi :
Rapi Films
Durasi :
97 Min

Cast & Crew

Pemain :
Tora Sudiro
Indra Birowo
Vincent Club 80s
Titi Kamal
Robby Tumewu
Tino Saroengalo
Cut Mini
Emmy Lemu
Sutradara :
Rako Prijanto
Penulis :
Monty Tiwa
Rako Prijanto

Sinopsis KAWIN KONTRAK


KAWIN KONTRAK


Tiga cowok ABG nekat mencari perawan desa untuk kawin kontrak. Alat-alat tempur sudah disiapkan mulai dari cialis, viagra, sampai... karet gelang! Jody yang seleranya ibu-ibu kawin kontrak dengan Teh Euis, janda kembang beranak satu. Dika yang senang main kasar kawin kontrak dengan Rani yang lihai menggebuk kasur, dan Rama yang super pemilih termehek-mehek dengan kecantikan Isa yang lembut dan natural

Urusan belum selesai! Perjuangan masih panjang sebelum misi tiga sekawan ini tercapai. Teh Euis yang seksi selalu disibukkan oleh berbagai alasan ajaib justru disaat-saat ‘genting’. Galaknya Rani ternyata memendam rapat-rapat sebuah rahasia, dan kelembutan hati Isa terancam oleh sebuah rencana yang sangat jahat

Petualangan sensual dan kocak dari tiga jagoan ini membawa mereka menemukan perasaan yang selama ini ditutupi oleh hormon yang meledak-ledak: cinta


Jenis Film :
Drama
Produser :
Raam Punjabi
Produksi :
Mvp
Durasi :
90 Min

Cast & Crew

Pemain :
Dimas Aditya
Ricky Harun
Herichan
Dinda Kanyadewi
Lukman Sardi
Masayu Anasthasia
Mieke Amalia
Sutradara :
Ody C. Harahap
Penulis :
Ody C. Harahap
Joko Nugroho

Sinopsis LASKAR PELANGI


LASKAR PELANGI



Sebuah adaptasi sinema dari novel fenomenal LASKAR PELANGI karya Andrea Hirata, yang mengambil setting di akhir tahun 70-an

Hari pertama pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammadyah menjadi sangat menegangkan bagi dua guru luar biasa, Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara), serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang terletak di desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid yang mendaftar, sekolah akan ditutup.

Hari itu, Harun, seorang murid istimewa menyelamatkan mereka. Ke 10 murid yang kemudian diberi nama Laskar Pelangi oleh Bu Muslimah, menjalin kisah yang tak terlupakan.

5 tahun bersama, Bu Mus, Pak Harfan dan ke 10 murid dengan keunikan dan keistimewaannya masing masing, berjuang untuk terus bisa sekolah. Di antara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah, Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian) dan Mahar (Veris Yamarno) dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.

Di tengah upaya untuk tetap mempertahankan sekolah, mereka kembali harus menghadapi tantangan yang besar. Sanggupkah mereka bertahan menghadapi cobaan demi cobaan?

Film ini dipenuhi kisah tentang kalangan pinggiran, dan kisah perjuangan hidup menggapai mimpi yang mengharukan, serta keindahan persahabatan yang menyelamatkan hidup manusia, dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya di Indonesia


Jenis Film :
Drama
Produser :
Mira Lesmana
Produksi :
Miles Films & Mizan Production

Cast & Crew
Pemain :
Cut Mini
Ikranagara
Tora Sudiro
Slamet Rahardjo
Mathias Muchus
Rieke Diah Pitaloka
Sutradara :
Riri Riza
Penulis :
Salman Aristo
Riri Riza
Mira Lesmana



POCONG VS KUNTILANAK


Tersebutlah sebuah kisah cinta di zaman penjajahan Belanda antara Raden Soekotjo dengan Nyi Soroh. Sayangnya, cinta Raden Soekotjo bertepuk sebelah tangan setelah Nyi Soroh memutuskan untuk menikah dengan Von Klingen

Soekotjo pun bermaksud membayar rasa sakit hatinya karena ditinggal kawin Nyi Soroh dengan membunuh keluarga Von Klingen. Diluar sepengetahuan Soekotjo, Nyi Soroh memelihara Kuntilanak. Usaha Soekotjo untuk membunuh keluarga Von Klingen pun kandas ketika akhirnya Kuntilanak berhasil membunuh Soekotjo terlebih dahulu untuk melindungi keluarga Von Klingen

Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Soekotjo sempat berpesan untuk tidak melepas tali pocong yang kemudian membuat dirinya menjadi arwah gentayang atau Pocong

Pertaruangan antara pocong dan dengan Kuntilanak berlanjut dari generasi ke generasi hingga generasi terakhir yang belum mengetahui bahwa mereka mewarisi mahluk makhluk tersebut. Cinta pun mempertemukan Vonny Von Klingen dengan Marcell Soekotjo yang tidak lain adalah keturunan terakhir dari Von Klingen dan Soekotjo. Hingga akhirnya mereka dihadapkan satu sama lain untuk meneruskan dendam nenek moyang yang menghantui mereka. Vonny vs Marcell, atau Kuntilanak vs Pocong

Mulai tayang di bioskop tanggal 6 November 2008


Jenis Film :
Horror
Produser :
Zainal Susanto, Se
Produksi :
Mitra Pictures
Durasi :
90 Min

Cast & Crew

Pemain :
Ahmad “chicko” Zaki
Alia Rosa
Aldy Taher
Ikhsan Samiaji
Diana Puspita
Amanda Faried
Sutradara :
David Poernomo
Penulis :
David Poernomo

Sinopsis KU TUNGGU JANDAMU


KU TUNGGU JANDAMU


Perssik, menjadi janda setelah bercerai dari suaminya, Rozak, namun Rozak tidak begitu saja mau melepaskan Perssik, dia melakukan berbagai cara untuk mempersulit hidup Perssik, agar Perssik kembali padanya. Situasi menjadi tambah rumit bagi Perssik ketika dia harus menumpang dirumah kakaknya, Cherry, di sebuah lingkungan kompleks yang semula tenang, namun berubah menjadi 'panas' sejak kehadiran Perssik di sana


Jenis Film :
Comedy
Produser :
Ody M. Hidayat
Produksi :
Maxima Pictures

Cast & Crew Pemain :

Dewi Perssik
Andi Soraya
Chintyara Alona
Yana Zein
Fara Diana
Eddi Brokoli
Fara Diana
Sutradara :
Findo Purwono Hw
Penulis :
Alim Sudio

Sinopsis SI JAGO MERAH


SI JAGO MERAH

Gito Prawoto (Desta Club 80’s), Dede Rifai (Ringgo Agus Rahman), Kuncoro Prasetyo (Ytonk Club 80’s) & Rojak Panggabean (Judika) terancam D.O. gara-gara menunggak uang kuliah selama 4 semester berturut-turut, orang tua mereka ternyata sudah tidak bisa lagi membiayai kuliah. Pihak Kampus memberikan kelonggaran agar mereka bisa tetap kuliah, tapi tetap harus membayar minimal satu semester dalam waktu beberapa hari

Masing-masing mencari uang. Ternyata mereka tetap butuh biaya untuk hidup sehari-hari, apalagi sebagian dari mereka sebelumnya bergaya hidup ibu kota

Kuncoro memberikan solusi agar biaya operasional terjangkau dan mengajak mereka mencari rumah kontrakan dekat kampus, dan menjalani pola hidup sederhana. Solusi lainnya adalah kerja magang, tapi magang itu membuat mereka kelelahan. Jadwal kuliah menjadi berantakan. Gito mendapatkan ide untuk mencari part time job yang tidak melelahkan dan menyita banyak waktu yaitu sebagai pemadam kebakaran

Singkat cerita setelah ikut pelatihan, mereka diterima kerja magang di Pemadam Kebakaran, sebagai Pasukan Cadangan dengan perlengkapan seadanya dan diberi tugas untuk merawat mobil pemadam kebakaran yang sudah tua, yang dikenal dengan sebutan SI JAGO MERAH

Mahasiswa-mahasiswa “tidak-beruntung” ini mendapatkan jatidirinya lewat sebuah tindakan heroik tanpa pamrih yang membuat mereka mendapat penghargaan dari Walikota (Rano Karno)


Jenis Film :
Drama/comedy - Remaja (teenage)
Produser :
Chand Parwez Servia
Produksi :
Kharisma Starvision Plus

Sinopsis PENCARIAN TERAKHIR


PENCARIAN TERAKHIR

Sita mendapat kabar penting dari pos Jagawana gunung Sarangan, gunung yang terkenal dengan ‘daerah angkernya”, bahwa sudah dua hari ini, Gancar adiknya dan beberapa teman grup pendaki belum lapor ke pos satu, dikuatirkan mereka hilang di tengah jalur pendakian. Kejadian ini membuat Sita shock, saat itu juga Sita bersama Oji bergegas untuk berangkat menyusul mencari Gancar dkk

Tanpa sepengetahuan Sita dan Oji, Bagus mendatangi Tito, sahabat lama yang mengasingkan diri karena trauma dengan masa lalu yang menghancurkan persahabatan mereka. Dahulu Norman dan Tito pernah hilang di gunung Sarangan. Saat itu hanya Tito yang selamat, Norman dinyatakan hilang secara misterius di salah satu lokasi angker gunung Sarangan. Semenjak peristiwa itu, Tito selalu dihantui rasa bersalah. Ia memutuskan untuk menjauh dari kegiatan pecinta alam. Bagus memaksa Tito untuk ikut naik gunung dan membantu menjadi volunteer SAR untuk mencari Gancar dkk. Tito akhirnya mau membantu, berpikir bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menebus kesalahannya dahulu

Setelah berhari-hari menjalani pencarian, ternyata kejadian ini membuahkan titik terang jawaban bagi Tito. Teka teki akan hilangnya Norman yang tidak pernah terselesaikan akhirnya terjawab. Apakah mereka berhasil menemukan Gancar dkk?


Jenis Film :
Thriller
Produser :
Lani Sonda
Produksi :
Vandea Production

Sinopsis MAS SUKA MAS UKIN AJA


MAS SUKA MAS UKIN AJA

MAK IRIT adalah seseorang yang terkenal di seluruh masyarakat Indonesia dan mempunyai kelebihan selain bisa membesarkan sesuatu, dia juga juga bisa mengecilkan sesuatu (Makanya disebut Mak Irit!!!). Mak Irit mempunyai perguruan untuk keahliannya itu, dengan nama “MAK IRIT COLLEGE” dan dia mempunyai 3 orang murid kesayangannya yang juga sudah terkenal di kota Jakarta, yaitu Miss Resita, Papi Ray & Sukino. Sampai akhirnya Mak Irit datang ke Jakarta dengan tujuan untuk memberikan jurus pamungkas ke salah satu muridnya

Permasalahan pun mulai timbul ketika Mak Irit sudah ada di Jakarta… SUKINO yang sehari-hari adalah seorang juragan bajaj yang sangat santai. Dan suatu hari dia jatuh cinta dengan seorang wanita (NANNY) yang tidak sengaja dia temui di jalanan. Ternyata wanita itu adalah anak dari salah satu musuhnya, Papi Ray. Namun Nanny sudah di jodohkan dengan Brandon oleh orang-tuanya

SIAPA YANG AKAN MENDAPATKAN ILMU PAMUNGKASNYA????
SIAPA YANG DIPILIH OLEH NANNY????

SIAPA YANG MAS SUKA….???? APA YANG DI MASUKIN…????
Dan semua itu akan terungkap di acara ‘BALAPAN BAJAJ’ di kawasan Mega Kuningan…

Siap mengocok perut Anda mulai 27 Nopember 2008 di seluruh bioskop Indonesia!


Jenis Film :
Comedy
Produser :
Kk Dheeraj
Produksi :
K2k Production
Durasi :
90 Min

Sinopsis KAWIN KONTRAK LAGI


KAWIN KONTRAK LAGI

Jody yang doyan tante bergabung dengan Kang Sono sang makelar. Hasilnya adalah kehebohan ala Kawin Kontrak Lagi: lebih lucu, lebih seru, lebih... gila! Desa Pakelonan siap menampung para pejuang cinta dari kota, cewek-ceweknya lebih cantik, lebih ahli, dan lebih... matre. Plus satu bonus panas dari Teh Euis! Nah!

Tapi nggak asik kalau cinta tidak terhalang. Ada Bos Maung yang sangat ditakuti semua orang karena menerapkan sistem militer untuk menjalankan bisnisnya, membuat satu orang calon istri kontrakan yang paling cantik dan mahal tidak tahan dan kabur minta perlindungan pada Teh Euis

Bos Maung terlalu cerdik, kecurigaan mengarah pada Jody dan Kang Sono yang jungkir balik, tunggang-langgang, dan akhirnya nggak berdaya menghadapi prajurit-prajurit cantik tapi ganas. Lalu Teh Euis muncul dengan sebuah keajaiban...


Jenis Film :
Drama/comedy
Produser :
Raam Punjabi
Produksi :
Mvp Pictures

Sinopsis MEREM MELEK


MEREM MELEK

Membantu yang lemah menjadi kuat!!!

Kuntoro atau yang Kun berasal dari Yogya hidup serba sulit, membuat Kun bercita-cita memperbaiki nasib. Tapi tentu dengan cara yang halal. Karena Kun adalah anak yang sangat alim dan jujur. Begitu juga dengan Junaidi, atau Jun, merantau dari padang, agar bisa menjadi pengusaha. Jun dan Kun tanpa sengaja bertemu dan menjadi akrab

Sheila, anak kampus yang paling seksi memergoki mereka berdua yang sedang saling menceritakan nasib buruk dan mengajak mereka untuk bekerja disebuah kantor yang berjualan alat2 seks dan obat kuat. Meski hati kecil Jun dan Kun menolak pekerjaan itu, tapi mereka sulit untuk berkata tidak. Sheila memberi pengertian, betapa mulianya tugas mereka...mereka bisa membantu suami istri yang akan bercerai, namun bersatu kembali

Kun jatuh cinta pada gadis berjilbab dari keluarga baik-baik bernama Mona. Apakah pada akhirnya, Kun mendapatkan Mona, atau malah Kun merasa yakin Sheila adalah jodohnya? Bagaimana dengan Jun? apakah Jun tetap mencari uang sebanyak mungkin dari jualan ini semua? Persaingan dagang Jun dan Tito akan mengisi bagian film ini, bagaimana sebuah kejujuran berhadapan dengan kebusukan. Mereka adalaha orang-orang yang berusaha bertahan hidup dengan cara melakukan hal yang diangkap orang tabu, tapi sangat penting dalam kehidupan orang dewasa


Jenis Film :
Drama/romance/comedy
Produser :
Zainal Susanto, Se
Produksi :
Mitra Pictures
Durasi :
90 Min

Sinipsis 3 DOA 3 CINTA


3 DOA 3 CINTA

Ini cerita tentang tiga sahabat, Huda, Rian dan Syahid, tiga remaja yang tinggal di pesantren di sebuah kota kecil yang terletak di daerah Jawa Tengah. Mereka punya rencana dalam hidup mereka masing-masing setelah lulus dari pesantren dan SMA sebulan lagi. Mereka memiliki sebuah lokasi rahasia, sebuah dinding tua di belakang pesantren, di mana mereka menulis harapan-harapan mereka di dinding. Hingga sebuah situasi merubah hidup mereka

Huda (Nicholas Saputra), ingin mencari ibunya yang kabarnya berada di suatu tempat di Jakarta. Huda bertemu dengan Dona Satelit (Dian Sastrowardoyo) seorang penyanyi dangdut pemula yang sangat seksi ketika di panggung dan terobsesi menjadi bintang terkenal di Jakarta. Diantara mereka tertanam benih-benih asmara

Rian (Yoga Pratama) santri dari suatu kota besar. Dia mendapatkan sebuah kado handycam dari ibunya pada saat ulang tahunnya. Rombongan pasar malam terutama layar tancap yang kebetulan sedang singgah di desa itu membuat Rian semakin obsesif terhadap kamera.Rian ingin melanjutkan usaha Ayahnya

Syahid (Yoga Bagus), berasal dari keluarga miskin. Ayahnya sakit keras. Syahid merencanakan sesuatu yang besar dalam hidupnya yang akan memberikan dampak bagi kedua temannya

Bagaimana kehidupan mereka bertiga dan terwujudkah segala impian dan harapan mereka yang pernah mereka tulis di tempat rahasia itu?


Jenis Film :
Drama
Produser :
Nan T. Achnas, Adiyanto Sumarjono, Nurman Hakim
Produksi :
Ifi Dan Triximages
Durasi :
114 Min

Sinopsis SAUS KACANG

SAUS KACANG

Dewi (Bunga Citra Lestari) – Chef de Cuisine restoran di sebuah hotel bintang 5 di Bali – sudah berulangkali sial dalam bercinta. Fredo (Ashraf Sinclair), seorang turis dari Malaysia yang sangat menyulitkan karyawan hotel. Ia moody, sering complain dan yang paling parah, ia senang sekali menghina para pegawai hotel. Tapi buat Dewi dengan slogannya “Tak ada tamu yang tak bisa dihadapi”, ini adalah tantangan

Usah Dewi terlalu berlebihan hingga mereka tak sadar telah keluar rumah disaat perayaan Nyepi. Mereka pun mendapat hukuman membersihkan pura selama beberapa hari. Masa-masa menjalani hukuman itu terungkap bahwa mereka memiliki nasib yang sama dalam cinta. Hubungan mereka makin akrab dan lebih ceria menjalani hukuman.

Disaat mereka berdua siap menjalani lembaran baru, mantan calon istri Fredo, Mae dating menyusulnya ke Bali, menawarkan cintanya kembali. Fredo bimbang, Dewi pun berfikir akankah kegagalan cerita cintanya akan terulang kembali?

Temukan jawabannya di penghujung tahun 2008


Jenis Film :
Drama
Produser :
Indrayanto Kurniawan
Produksi :
Summer Films

Sinopsis MENGEJAR MAS-MAS


MENGEJAR MAS-MAS



Shanaz - 17 tahun, (Poppy Sovia) menjadi remaja pemberontak sejak ayahnya meninggal. Ketidakharmonisan dengan sang Ibu memuncak saat Ibunya akan menikah lagi. Ia memutuskan menyusul kekasihnya, Mika, ke Yogyakarta, namun Mika pergi mendaki gunung. Di tengah kegalauannya dan tanpa uang, Shanaz terdampar di sudut kota yang ternyata sarang lokalisasi kelas bawah Yogyakarta

Ningsih (Dina Olivia), seorang PSK bersimpati pada Shanaz dan tinggal bersamanya. Lama kelamaan Ningsih menjadi figur kakak dan ibu yang diimpikan. Shanaz. Shanaz juga berkenalan dengan Parno (Dwi Sasono), seorang pengamen campur sari dan mantan kekasih Ningsih

Ketulusan Parno ternyata meluluhkan hati Shanaz. Diam-diam ia menaruh hati pada Parno yang lebih tua 20 tahun darinya. Ternyata Ningsih masih menyimpan perasaan untuk Parno, begitupun sebaliknya. Saat Mika menjemput Shanaz untuk kembali ke Jakarta, justru Shanaz ragu

Keputusan apakah yang akan diambil oleh Shanaz?

Film akan dirilis tanggal 24 Mei 2007


Jenis Film :
Drama/comedy
Produser :
Lala Hamid
Produksi :
Depic Production
Durasi :
94 Min

Film Pendek Indonesia


Tentang Film Pendek Indonesia

31 Jul 07 oleh : filmalternatif.org

I. Latar Belakang

Film pendek sebagai sebuah “gerakan” telah lama dimulai semenjak tahun 70an. Mahasiswa sinematografi LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta? Jurusan sinematografi sendiri dibuka tahun 1971) yang kini dikenal sebagai IKJ (Institut Kesenian Jakarta) membuat apa yang mereka sebut sebagai Sinema 8, sebuah grup yang menggunakan kamera 8mm untuk membuat karya “film mini” tepat setelah Festival Film Mini tahun 1973 di Jakarta.

Sebagai sebuah gerakan “baru” yang me”nasional” pada saat itu, Sinema 8 hadir sebagai sebuah manifesto anak muda pada jamannya untuk bekarya secara bebas dan mandiri (dengan peralatan seadanya). Pada jaman itu, kamera 8mm adalah medium yang paling dekat dekat masyarakat (home use), tentu pada kelas masyarakat menengah keatas.

Wacana perlawanan terhadap kemapanan industri pun telah lahir bersamaan dengan lahirnya “gerakan baru” ini. Sesuatu hal yang sampai saat ini masih kita perdebatkan; apakah benar ada apa yang disebut sebagai “industri film” di Indonesia? Pada saat itu, semangat perlawanan yang diberikan oleh kelompok muda ini mengacu pada persoalan kuasa ruang karya (dan berkarya) yang juga tampaknya masih menjadi persoalan utama di Indonesia pada saat ini.

Keresahan para pelakunya atas komersialisasi karya film dan film sebagai kendaraan propaganda politik pemerintah juga menjadi salahsatu isu utama yang menginspirasi mereka untuk melahirkan gerakan ini. Film pendek sendiri telah dikenal sebagian masyarakat Indonesia jauh sebelumnya melalui film-film “Gelora Pembangunan” pada era pemerintahan Sukarno. Film-film tersebut diputarkan di kampung-kampung atau bioskop sebelum film utama diputar. Pun ini berlanjut pada era pemerintahan Suharto yang memiliki program pemutaran film melalui Departemen Penerangan dengan misi memutarkan film-film (yang kebanyakan film pendek) propaganda pemerintah dengan ideologi pembangunannya.

Pada masa-masa inilah lahir dengan subur karya-karya film eksperimental. Nama-nama seperti Gotot Prakorasa, Henri Darmawan, Hadi Purnomo, muncul sebagai penggerak dikalangannya. Juga keterlibatan seniman seperti Sardono W. Kusumo dari seni tari menambah khasanah film eksperimental pada saat itu dengan kolaborasi personalnya menggunakan medium 8mm. Sebelumnya nama D.A. Peransi juga telah dikenal lebih dulu sebagai seseorang yang aktif mengenalkan pendekatan baru dalam pembuatan film dokumenter di Indonesia.

Pada tahun 1982 muncullah Forum Film Pendek yang digagas setelah kepulangan delegasi Indonesia, Gotot Prakorsa, dari festival di Oberhausen. Forum ini mencoba untuk meneruskan gagasan Sinema 8 sebagai sebuah gerakan film di Indonesia. Pada tahun itu tercatat bahwa teknologi video mulai dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Pada tahun 1985 melalui acara Pekan Sinema Alternatif yang diselenggarakan di Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki 12-16 November 1985, disebutkan sebagai salahsatu program acara adalah Pameran Sinema Elektronik. Pameran sinema elektronik adalah sebuah respon atas fenomena baru teknologi video yang masuk ke Indonesia.

Video adalah fenomena baru saat itu. Namun seperti halnya 8mm, penggunaan medium video masih pada seputar kalangan masyarakat menengah keatas. Perguliran wacana video art sebagai sesuatu yang baru di Indonesia mendapatkan respon yang baik namun masih pada sebatas sebuah respon atas teknologi yang sophisticated. Dalam program pameran sinema elektronik pada pekan sinema alternatif tersebut diputarkan beberapa karya video art dari Jerman dan Amerika Serikat.

Pada acara tersebut juga diselenggarakan acara diskusi mengenai sinema alternatif, dimana kisaran pedebatan yang dipersoalkan adalah mengenai definisi dari alternatif itu sendiri mengacu pada konteks jaman itu, hegemoni pembuat film senior yang telah lebih dulu berada di industri film(?) Indonesia.

Cakupan wilayah wacana ini berputar pada kota-kota besar di Indonesia tetap dengan sentrum di Jakarta. IKJ bisa dibilang sebagai penggerak utama dari perjalanan wacana ini. Masyarakat Indonesia sedikit-banyak telah akrab dengan medium seluloid (8, 16, dan 32 mm) dan video (analog), namun penggunaannya sebagai media seni berputar pada kelas eksklusif; menengah atas.

INSERT

Sampai dengan tahun 1988, saluran TV Indonesia hanya berisikan 1 channel yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI), merupakan saluran TV pemerintah yang hampir kesemuanya berisikan berita atau program propaganda pemerintah yang dijalankan oleh Departemen Penerangan. Pada tahun 1989, untuk pertamakalinya saluran TV swasta dibuka untuk publik, yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Sejak saat itu muncul staisun-stasiun TV lainnya, hingga saat ini berjumlah 9 buah saluran TV swasta dengan skala pancar nasional serta beberapa stasiun TV lokal.

Program-program tayangan televisi swasta membawa banyak perubahan pada kultur visual masyarakat Indonesia. Program Sinema Elektronik (Sinetron), merupakan program unggulan dari semua stasiun TV swasta yang ada. Sinetron ada drama televisi yang banyak diadaptasi dari drama televisi Amerika Latin dan India, dengan gaya penceritaan yang verbal dan stereotip cerita mengenai si kaya dengan si miskin - si jahat dengan si baik.

Pada pemerintahan Suharto, kekuatan ekonomi serta politik dipusatkan di Jakarta (hingga saat ini). Distribusi informasi serta teknologi (serta komponen lainnya) tidak hadir secara merata di Indonesia. Bioskop boleh dibilang hanya dihadiri oleh kalangan masyarakat yang mampu. Pun wacana film pendek, sinema alternatif, atau video art kemudian hanya berputar pada lingkaran kecil dan terbatas. Dia tidak pernah benar-benar meng-Indonesia. Film secara keseluruhan atau film eksperimental dan video art secara spesifik direspon dan digagas oleh kalangan terbatas ini. Nama Krisna Murti sebagai salahsatu pionir video art di Indonesia yang sampai saat ini masih aktif berkarya dengan video adalah satu peninggalan dari sejarah tersebut.

Pemerintahan yang militeristik dan sentralistik ini secara langsung berakibat pada pola pendidikan satu arah. Semua dalam kendali pemerintah yang salahsatunya dilakukan oleh Departemen Penerangan mengontrol arus informasi yang terjadi dimasyarakat. Pada saat yang bersamaan, bentuk kolonialisasi baru terjadi diseluruh dunia. Indonesia sebagai apa yang kita sebut sebagai “dunia ketiga”, mengalami krisis identitas baru. Sebagai Negara yang memiliki potensi menjadi blok komunis (terutama setelah krisis politik 1965), pemerintahan Suharto mendapat dukungan penuh dari USA. Salahsatu bentuk program yang diaplikasikan ke masyarakat adalah program brainwashed melalui pemutaran film dari desa ke desa. Film-film yang diputar adalah film-film dengan tema pembangunan. Penggambaran epos kepahlawanan tokoh pembangunan (ekonomi), masuk ke desa, mengajarkan masyarakat lokal (dan tertinggal), modernisasi, dan doktrinasi pemahaman mengenai “barat” sebagai kawan yang baik. film pembangunan, adalah sebutan bagi jenis film tersebut.

Pada tahun 1995, krisis politik dan ekonomi mulai terlihat gejalanya di Indonesia dan memuncak pada tahun 1997 ketika krisis ekonomi terjadi hampir diseluruh asia tenggara. Krisis ekonomi yang kemudian berlanjut pada krisis politik ini menyebabkan sebuah jurang sejarah. Represi yang dilakukan oleh pemerintahan Suharto membawa dampak yang dahsyat pada perubahan struktur sosial di masyarakat Indonesia. Pada saat yang bersamaan, gerakan politik kaum muda mulai meletup diberbagai daerah di Indonesia. Wilayah seni secara keseluruhan terfokus pada persoalan krisis politik dan ekonomi yang terjadi.

Pada rentang tahun 1995-97, represi yang dilakukan pemerintahan Suharto terjadi diberbagai lini masyarakat Indonesia, tidak terkecuali seni. Pembredelan media massa yang dianggap melawan pemerintah, kelompok masyarakat yang dianggap radikal, ataupun kesenian yang dianggap subversif. Tekanan ini menyebabkan sebuah keterputusan sejarah, membuat generasi baru yang disebut sebagai generasi yang hilang (dari sejarah). Tahun 1998, Suharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden R.I. atas tekanan kelompok mahasiswa dan elit politik yang melakukan manuver melawan rezim Suharto. Era yang kita kenal sebagai era reformasi Indonesia.

Hal ini memunculkan euforia kebebasan berekspresi masyarakat, media-media yang tadinya dibungkam karena dianggap subversif kembali dilahirkan dan bentuk-bentuk kesenian yang tadinya dilarang, kini mulai ditampilkan kembali. Dan disaat bersamaan, diseluruh dunia mengalami sebuah euforia baru; revolusi teknologi informasi dan digital.

Indonesia mulai mengenal internet dalam skala yang kecil pada awal tahun 1990 dan terus berkembang secara signifikan penggunaannya. Revolusi komunikasi ini membawa satu perubahan besar dimasyarakat. Informasi-informasi yang tadinya tersembunyi, kini muncul kepermukaan dan relatif mudah diakses. Arus pertukaran informasi semakin cepat dan membentuk satu jaringan komunikasi yang kuat.

Pada tahun 1998, sekelompok sutradara muda membuat sebuah manifestasi Sinema Independen dengan memproduksi sebuah film berjudul Kuldesak, yang diproduksi dan diedarkan secara mandiri. Tahun 1999 sekelompok anak muda di Jakarta membuat sebuah festival yang bernama Festival Film Video Independen Indonesia (FFVII) dalam skala nasional. Setelahnya mereka membentuk Yayasan Konfiden (www.konfiden.or.id) yang melanjutkan festival mereka pada tahun 2000, 2001, dan 2002. Terhenti untuk 3 tahun (2003-2005), pada tahun 2006 mereka melanjutkan kembali festival tersebut dengan nama Festival Film Pendek Konfiden.

Wacana ini merebak keberbagai kota di Indonesia, setidaknya di pulau Jawa. Arus komunikasi yang semakin lancar melalui jaringan internet semakin mempermudah penyebarluasannya. Mailing list menjadi portal pertukaran informasi utama. Apa yang dilakukan Konfiden dengan festivalnya juga terjadi di kota – kota seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Purwokerto, dan kota lainnya. Berbagai acara film baik dalam skala lokal maupun nasional mulai bermunculan.

Pada momen itu muncul idiom baru; “membuat film itu mudah”, sebagai sebuah wacana tawaran bagi kaum muda untuk membuka kembali ruang kreatifnya. Hal ini didukung oleh masuknya teknologi video digital yang merubah banyak hal. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sampai dengan pertengahan 90an, teknologi video analog adalah format umum yang dipakai. Teknologi analog relatif lebih mahal dibanding digital video yang tidak mensyaratkan peralatan yang rumit atau skill pengetahuan khusus untuk mempelajarinya dan menggunakannya. Disaat yang bersamaan, teknologi komputer rakitan dan piranti lunak bajakan merajai pasar teknologi di Indonesia. Amat mudah untuk mendapatkan piranti lunak semacam Adobe Premiere seharga 25 ribu Rupiah.

Sampai saat ini, PC adalah jenis komputer yang paling umum digunakan oleh masyarakat Indonesia. Diduga, 80% komputer yang ada dipasaran adalah hasil rakitan sendiri dengan 100% piranti lunak bajakan. Perkembangan teknologi digital video yang bersandingan langsung dengan perkembangan teknologi komputer rakitan dengan piranti lunak bajakan merupakan satu momen penting dalam wacana film & video di Indonesia. Pada faktanya, dukungan teknologi inilah yang memberikan kesempatan luas pada para penggiat film, khususnya dari kalangan anak muda, untuk mempelajari secara intens teknis serta artistik pembuatan karya film dengan medium video.

Komputer rakitan semakin hari semakin relatif terjangkau harganya. Begitupula dengan kamera handycam dalam bentuk yang paling sederhana. Komponen-komponen inilah yang mendukung satu perubahan baru dalam konteks film dan video di Indonesia. Banyak workshop film dilakukan diberbagai kota di Indonesia dengan partisipan mayoritas berasal dari anak muda (setingkat SMP sampai dengan kuliah). Kine klub diberbagai universitas kembali diaktifkan, juga menjamurnya komunitas-komunitas film yang kebanyakan digerakkan oleh mahasiswa.

Tahun 1999 sampai dengan 2004 boleh dibilang sebagai tahun keemasan bagi film pendek Indonesia. Tumbuh kembangnya berbagai komunitas film serta kine klub turut menyumbangkan gairah wacana film pendek atau film Indonesia secara keseluruhan. Terlebih ketika sebuah stasiun TV swasta, Surya Cipta Televisi (SCTV) pada tahun 2003 mengadakan Festival Film Independen Indonesia (FFII). Dengan kekuatannya sebagai sebuah media massa yang massif, SCTV berhasil menjaring karya sebanyak 1047 karya untuk megikuti FFII 2003. Hal ini pula yang turut memancing semakin banyak munculnya komunitas-komunitas film di Indonesia secara signifikan.

INSERT

Festival yang diadakan oleh SCTV kemudian juga diikuti oleh beberapa stasiun tv Indonesia lainnya; Global TV (tahun 2005) dan MetroTV (kompetisi film dokumenter bernama Eagle Award. Dimulai pada tahun 2005 hingga saat ini).

SCTV hanya dua kali mengadakan FFII, sampai dengan tahun 2004 dengan alasan sedikitnya sponsor yang mendukung festival tersebut. Namun dampak dari festival tersebut masih cukup terasa hingga kini. Televisi swasta dengan kepentingan dagangnya memanfaatkan momen yang mereka anggap potensial untuk dijadikan pasar baru dengan segmen utama anak muda. Seperti halnya yang terjadi pada konteks “industri film baru” di Indonesia. Sejak tahun 1999, mulai bermunculan film-film Indonesia di bioskop. Film Indonesia menemukan kembali pasarnya komunitas film serta kine klub yang mayoritas digerakkan oleh kaum muda adalah pasar yang potensial. Secara signifikan, film-film Indonesia yang diproduksi dari tahun 2000 hingga kini berkisar pada tema-tema cerita anak muda baik dalam bentuk drama, komedi, ataupun horror.

INSERT

Pada tahun 2003, untuk pertama kalinya ruangrupa (www.ruangrupa.org) mengadakan festival video yang diberi nama OK. Video: Jakarta International Video Art Festival (kini menjadi OK. Video: Jakarta International Video Festival) dengan menawarkan wacana “baru”; karya visual melalui medium video. Sebuah respon atas fenomena penggunaan medium video yang semakin massif di masyarakat Indonesia. Ini adalah festival video 2 tahunan. Tahun 2005, ruangrupa menyelenggarakan OK. Video untuk kedua kalinya dengan tema SUB/VERSION, sebuah tanggapan atas fenomena pembajakan yang terjadi di Indonesia serta persoalan copyright secara luas. Festival ini mendapatkan respon yang cukup luar biasa, baik dari masyarakat Indonesia maupun internasional dan menjadi salahsatu festival penting di Indonesia.

Tahun 2005 adalah tahun klimaks dari pergerakan ini. Semuanya tampak kembali ketitik awal kembali. Ada persoalan mendasar yang dihadapi oleh para penggiat film pendek/alternatif di Indonesia; ketiadaan atau minimnya ruang distribusi serta apresiasi bagi karya-karya mereka. Semenjak awal munculnya wacana ini hinga sekarang, pemutaran film dan distribusi karya dilakukan secara sporadis. Ruang-ruang pemutaran yang biasa digunakan adalah ruang yang bukan khusus digunakan bagi kegiatan tersebut seperti toko buku, ruang pertemuan, dan semacamnya. Distribusi juga dilakukan secara sporadis dengan metode hand by hand.

Situasi ini membuat segalanya seperti berjalan ditempat. Minimnya ruang apresiasi serta kritik juga mengakibatkan pengembangan wacana ini tersendat atau bahkan tidak berkembang sama sekali. Para penggiat dihadapkan pada pilihan realistis yang harus mereka pilih; terus intens berkarya, atau menjadikannya sekedar hobi semasa sekolah atau kuliah. Membuat film pendek (atau menjadi seniman video) tampaknya memang belum bisa dijadikan sebuah pilihan karir yang mensyaratkan sebuah intensitas.

INSERT

Pada tahun 2002, proyek database komunitas film Indonesia dimulai. Metode pengumpulan data dilakukan secara sederhana, melalui penyebaran informasi mengenai proyek disertai formulir pendaftaran komunitas. Terkumpul 72 komunitas/lembaga yang memiliki program film baik produksi, distribusi, atau apresiasi dari beberapa kota di Indonesia. Data ini kemudian disusun dan diterbitkan dalam bentuk buku saku pada tahun 2003. Proyek ini terus berlanjut hingga saat ini dalam format yang berbeda.

Dari 72 komunitas/lembaga yang dikonfirmasi ulang mengenai validitas datanya, hanya 10 yang memberikan verifikasi. Kesepuluh data tersebut kemudian ditampilkan dalam sebuah weblog http://datakomunitas.wordpress.com. Sejak pemunculan weblog pada tahun 2005, profil/data komunitas dan lembaga tersebut berjumlah 41 komunitas/lembaga. Metode pengempulan data tidak jauh berbeda dengan pertama kali dilakukan, melalui jaringan mailing list film di Indonesia, maupun secara aktif melalui acara-acara film.

Tujuan dari proyek ini adalah membuat data jaringan komunitas/lembaga yang memiliki program film dan video di Indonesia sebagai sebuah akses terbuka bagi publik yang memiliki kebutuhan langsung maupun tidak dengan jaringan ini dan sebagai portal pertukaran informasi. Untuk keterangan lebih lanjut silahkan lihat di: http://datakomunitas.wordpress.com.

II. Permasalahan

Dari jabaran diatas, satu benang merah yang harus menjadi catatan utama adalah persoalan tidak adanya kebijakan yang jelas dari pemerintah dalam mengembangkan perfilman Indonesia, baik ditingkat industri maupun komunitas film. Salah satu persoalan besar yang masih dihadapi hingga saat ini adalah ketika keran impor film Hollywood yang berlanjut pada monopoli sistem distribusi mempersempit ruang pengembangan film Indonesia. Namun persoalan persoalan tidak hanya sampai disitu.

Kebijakan budaya yang berkelanjutan pun tak tampak sama sekali hingga hari ini. Bagaimana penyediaan fasilitas infra serta suprastruktur tidak pernah menjadi perhatian utama dalam konteks ini. Tidak ada fasilitas yang memberikan kemudahan bagi penggiat film di Indonesia, bahkan sampai ditingkat birokrasi sekalipun. Apalagi soal pendidikan yang berkelanjutan.

Pendidikan film masih terpusat dan penyebaran informasi tidak pernah benar-benar merata. Persoalan ini langsung menyentuh pada konteks komunitas film di Indonesia, sebagai salahsatu penggiat aktif di perfilman Indonesia. kemudian apa sesungguhnya peran komunitas film dalam konteks ini?

Semangat perubahan jaman yang dibawa oleh angin reformasi di Indonesia membuka sebuah ruang baru untuk membentuk kelompok-kelompok inisiasi dalam berbagai bentuk, dan salah satunya adalah komunitas film. Disaat yang bersamaan, angin perubahan dalam perfilman Indonesia berhembus dan secara signifikan membesar menjadi sebuah gairah baru yang secara kasar kita dapat lihat melalui pertumbuhan jumlah produksi film Indonesia. Kemudian apa peran komunitas film dalam konstelasi besar perfilman Indonesia? Sesungguhnya pertanyaan ini tidaklah sulit untuk dijawab. Semenjak kehadirannya yang tumbuh-kembang dengan pesat, komunitas film yang tersebar diberbagai kota di Indonesia mengambil peran yang sungguh penting; menggulirkan wacana film langsung kepada masyarakat melalui berbagai kegiatannya baik dalam tingkatan filosofis maupun praksisnya.

Posisi serta peran komunitas film bukan sebagai perpanjangan tangan dari industri belaka. Komunitas film bergerak aktif dan dinamis ditengah-tengah masyarakat dengan mengantarkan wacana film yang dikemas melalui program pemutaran, pendidikan, apresiasi, serta kritik, dimana semua kegiatan tersebut amat vital sifatnya dalam pengembangan perfilman di Indonesia itu sendiri. Berbagai kegiatan seputar film yang dilakukan oleh komunitas film secara langsung maupun tidak membuka ruang kesadaran baru di masyarakat akan perubahan itu sendiri. Harus disadari bahwa komunitas film berperan secara signifikan dalam membentuk masyarakat penonton (baru) film Indonesia.

Bila kita ingin melihatnya secara detail, pembentukkan masyarakat penonton (baru) film Indonesia yang dilakukan oleh komunitas film antara lain sebagai berikut;

Pertama, komunitas film sebagai jembatan informasi. Selaku “agen informasi” perfilman Indonesia, komunitas film memberikan kontribusi riil melalui kegiatan pemutaran serta apresiasi film. Ketika akses informasi yang tersendat oleh sistem di Indonesia yang masih sentralistik, komunitas secara aktif mengambil alih peran “agen informasi” dan mengantarkannya langsung kepada masyarakat. Membuka pintu-pintu informasi melalui kegiatannya.

Pemutaran serta apresiasi film yang dilakukan secara baik secara rutin maupun sporadik, masif diadakan diberbagai kota dan umumnya terbuka untuk publik (pun bila ditarik bayaran takkan semahal harga tiket bioskop) disertai oleh diskusi-diskusi terbuka seputar wacana film dan perfilman Indonesia. Belum lagi pemutaran-pemutaran yang dilakukan dalam skala festival berkala dimana jelas melibatkan publik (baik sebagai penonton maupun partisipan aktif) dalam kuantitas yang signifikan. Banyak komunitas yang menerbitkan bulletin, jurnal, dan semacamnya dalam bentuk fotokopian sebagai usaha penyebaran wacana ketengah masyarakat sebagai bagian program kegiatan mereka. .Disini kita dapat melihat secara jelas kontribusi komunitas dalam mewacanakan film serta perfilman Indonesia.

Kedua, komunitas film sebagai agen transformasi pendidikan. Sebagai kelanjutan dari konteks poin pertama, komunitas film melakukan proses transformasi pendidikan yang secara mendasar dimulai dari penyebaran informasi yang dilanjutkan dengan pelatihan-pelatihan baik dalam konteks teknis-produksi maupun studi. Kegiatan-kegiatan workshop yang dilakukan mulai untuk siswa SMU sampai dengan umum, secara mandiri diadakan oleh banyak komunitas.

Ketiga, komunitas film sebagai jejaring distribusi. Dalam berbagai kegiatannya, komunitas-komunitas tersebut juga melakukan kegiatan distribusi. Pemutaran, apresiasi, kritik, serta workshop yang mereka lakukan secara otomatis membawa satu tindakan distribusi yang baik disadari secara langsung maupun tidak. Banyak pula komunitas yang secara sadar menempatkan diri mereka sebagai kelompok distribusi dalam pengertian paling sederhana adalah menyalurkan karya baik dari lokalnya atau pun dari luar.

Dari ketiga poin tersebut sudah cukup kiranya bagi kita untuk melihat pentingnya peran komunitas film. Wilayah kerja yang amat luas dan berat itu tampaknya harus ditanggung oleh mereka sendiri tanpa mendapatkan dukungan maupun perlindungan berarti terhadap mereka. Sampai saat ini bukan cerita yang aneh ketika banyak komunitas harus bersusah payah mengadakan serta mengembangkan kegiatan mereka karena segala sesuatunya harus dilakukan secara mandiri. Komunitas film mayoritas dijalankan oleh anak muda setingkat SMU sampai mahasiswa berhadapan langsung dengan persoalan daya tahan untuk keberlangsungan komunitas mereka tanpa sokongan dari pihak mana pun.

Hal ini menyebabkan sustainability komunitas film amat lemah. Sangat jarang sebuah komunitas dapat terus bertahan, dan fakta memperlihatkan bagaimana banyak komunitas tumbuh sesaat dan kemudian menghilang. Beban berat yang harus mereka tanggung sendiri adalah persoalan mendasar yang harus segera diatasi dan ini membutuhkan sebuah kerja kolektif.

Oktober 2006

Dimas Jayasrana

Referensi:

  1. Gotot Prakosa, Kamera Subyektif: Rekaman Perjalanan dari Sinema Jemuran ke Art Cinema. Jakarta. Dewan Kesenian Jakarta and Yayasan Seni Visual Indonesia, 2006.
  2. Katinka van Heeren. Paper read in the conference Shared History/Decolonizing the Image, June 3, 2006.
  3. Seno Gumira Ajidarma. Bangkit - Tak Bangkit Sinema Indonesia: Sinema Gerilya, Pendidikan Semesta, dan Filmologi.
  4. Victor S. Mambor. Satu Abad “Gambar Idoep” di Indonesia
  5. Various sources.

Kamis, 25 Desember 2008

TOP Movies!



USA Weekend Box-Office Summary

week of 19 December 2008


Rank Title Weekend Gross
1 Yes Man (2008) $18.3M $18.3M
2 Seven Pounds (2008) $14.9M $14.9M
3 The Tale of Despereaux (2008) $10.1M $10.1M
4 The Day the Earth Stood Still (2008) $9.89M $48.4M
5 Four Christmases (2008) $7.7M $100M
6 Twilight (2008/I) $5.19M $158M
7 Bolt (2008) $4.15M $94.9M
8 Slumdog Millionaire (2008) $3.05M $12M
9 Australia (2008) $2.17M $41.8M
10 Quantum of Solace (2008) $2.05M $161M



STARmeter Top 10
week of 19 December 2008


Rank Name
1 Robert Pattinson
2 Kristen Stewart
3 Taylor Lautner
4 Christian Bale
5 Zooey Deschanel
6 Keanu Reeves
7 Heath Ledger
8 Taylor Kitsch
9 Tom Cruise
10 Ashley Greene


MOVIEmeter Top 10
week of 19 December 2008

Rank Title
1 The Day the Earth Stood Still (2008)
2 Twilight (2008/I)
3 Seven Pounds (2008)
4
X-Men Origins: Wolverine (2009)
5 The Dark Knight (2008)
6
New Moon (2009)
7 The Wrestler (2008)
8 "Heroes" (2006/II)
9 Ghost Town (2008/II)
10 Milk (2008)